BUDIDAYA TANAMAN TOMAT
- Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan lahan
yang dapat ditanami adalah lahan bekas sawah dan lahan kering.
Temperatur yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 21o – 28
o C siang hari dan 15 o -20 o C malam hari
(Sutarya et al, 1995).
Tanaman tomat memerlukan tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung
humus. Pengairan dalam jumlah cukup dan teratur untuk pertumbuhan dan
perkembangan tomat dari saat tanam sampai tanaman tomat dapat dapat dipanen
sangat dibutuhkan. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang diperlukan
yaitu 5,5 sampai 6,5. Tanah yang mempunyai pH rendah (masam) perlu diberi
kapur dolomit atau Kaptan terlebih dahulu pada saat 3-4 minggu sebelum
tanam. Cara pemberian kapur yaitu dengan disebar di atas tanah, kemudian
diaduk secara merata sedalam lapisan olah tanah.
Air bagi tanaman tomat diperlukan dalam jumlah banyak, namun air yang
berlebihan dan menggenang menyebabkan akar menjadi busuk dan kelembaban tanah
menjadi tinggi sehingga memudahkan berkembangnya penyakit.. Karena itu tata air
dan tata udara tanah (drainase) penting untuk diperhatikan.
- Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat sangat penting untuk budidaya tanaman tomat, karena
tanaman ini sangat rentan terhadap keadaan lingkungan terutama temperatur,
kelembaban, intensitas cahaya, air irigasi dan drainase. Curah hujan
tinggi disertai temperatur yang tinggi dapat menyebakan terhambatnya
pembuahan (fruit set) dan meningkatnya serangan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Pseudomonas solanacearum sehingga hasil buah akan rendah.
Waktu tanam tomat yang paling baik yaitu dua bulan sebelum musim hujan berakhir
yakni bulan April-Mei dan berbuah pada musim kemarau. Daerah yang
berpengairan teknis baik pada musim penghujan maupun musim kemarau dapat
diusahakan tanaman tomat .
Tanaman tomat dapat ditanam secara monokultur atau tumpangsari dengan kubis ,
petsai dan cabai . Secara monokultur , tanaman tomat dapat dirotasikan
dengan kubis dan kentang di dataran tinggi. Seperti pada umumnya lahan
sawah di dataran rendah, padi merupakan tanaman utama yang umum ditanam pada
musim penghujan, rata-rata dua kali setahun. Dengan demikian
tanaman tomat dapat ditanam setelah padi dalam musim kemarau (Nurtika ,
1992).
- Persemaian
Benih yang dibutuhkan untuk bertanam tomat sebanyak 150 gram per hektar .
Bibit tomat yang akan ditanam diperoleh dengan menyemai benih tomat di dalam
persemaian yang telah disediakan. Sebelum benih disemaikan maka tempat
persemaian disediakan terlebih dahulu dan disiapkan pula kantong plastik kecil
yang telah berisi tanah dan pupuk kandang matang dan steril sebagai media
tumbuh benih dengan perbandingan 1:1.
Benih tomat sebelum disemai direndam dalam air hangat dengan suhu 30°-40°C
selama 15-20 menit. Selanjutnya diperlakukan dengan fungisida. Benih yang telah
dikeringanginkan langsung ditanam di kantong plastik berukuran 1 ons dengan
menggunakan media tanah dan pupuk kandang. Selanjutnya ditempatkan di lapang
dan diberi naungan atap plastik agar benih tidak rusak kena air hujan ataupun
sinar matahari. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan membuka plastik
penutup. Bibit tomat siap tanam di lapang pada umur 3 minggu dari
pesemaian
- Persiapan Lahan
Pengolahan tanah pada umumnya diperlukan bila kepadatan dan aerasi tanah tidak mendukung
penyediaan air dan perkembangan akar tanaman. Sistem guludan tidak selalu
diperlukan dalam pertanaman tomat, khususnya pada lahan kering yang memiliki
struktur tanah yang remah sehingga petani dapat mengurangi biaya pengolahan
tanah.
Cara bertanam tomat ada dua macam
yaitu sistem bedengan dengan dua baris tanaman untuk setiap bedengan dan sistem
guludan dengan satu baris tanaman . Cara bedengan umumnya dilakukan
didataran rendah dan medium , sedangkan cara barisan tunggal biasa dilakukan di
dataran tinggi.
Setelah tanah dicangkul dan dibersihkan dari gulma, kemudian tanah dihaluskan
dan diratakan. Selanjutnya dibuat guludan dengan lebar 60 cm atau
bedengan dengan lebar 120 cm atau 160 cm , sedangkan panjang sesuai kondisi
lahan. Tinggi guludan /bedengan 40-50 cm untuk musim penghujan, sedangkan
pada musim kemarau 0-20 cm. Tinggi bedengan 50 cm dan 75 cm pada musim
penghujan (off season) secara nyata dapat meningkatkan bobot total buah tomat,
seperti pada tabel 2.
Tabel
2. Pengaruh tinggi bedengan terhadap bobot buah tomat total pada MH.
|
Tinggi bedengan (cm)
|
Bobot buah tomat total (ton/ha)
|
|
25
|
18,06
|
|
50
|
25,97
|
|
75
|
28,20
|
Sumber : Hilman dan Sumiati (1990).
Di atas guludan atau bedengan dipasang mulsa plastik hitam , selanjutnya dibuat
lubang pada mulsa plastik dengan menggunakan kaleng bekas susu
(ukuran kecil ) yang dipanaskan di atas bara api dengan jarak antar
lubang sesuai dengan jarak tanamnya yaitu jarak lubang antar barisan 60-80 cm,
jarak lubang dalam barisan 40-50 cm, sehingga diperoleh jarak tanam 60 cm x 50
cm atau 80 cm x 40 cm. Jumlah tanaman perhektar berkisar antara
25.000-40.000 tanaman. Untuk lubang tanam dibuat dengan cara melubangi
tanah atau bedengan sesuai dengan ukuran lubang pada mulsa plastik dengan
menggunakan kayu (gejik) dan dibuat lubang dengan kedalaman cukup untuk
perakaran tomat (sekitar 10 cm).
- Penanaman
Sebelum tanam , pupuk kandang yang telah matang dimasukkan ke dalam lubang
tanam, kemudian pupuk buatan diberikan di atas pupuk kandang dan ditutup
tanah. Pupuk kandang dan pupuk Fosfor (SP 36) diberikan sekaligus sebelum
tanam. Setengah dosis pupuk Nitrogen (1/2 N Urea + ½ N ZA) dan setengah
dosis pupuk Kalium (KCl) diberikan sebelum tanam bersama dengan pupuk kandang
dan pospor .
Bibit yang telah berumur tiga minggu ditanam di lapang dalam lubang tanam yang
telah tersedia. Agar tidak mengganggu perakaran tanaman atau tanaman
tomat yang telah tumbuh maka sebelum bibit ditanam , dipasang turus pada
tiap-tiap lubang tanam. Turus sebaiknya berasal dari potongan bambu yang
bersih, sehingga bukan sebagai sumber penyakit. Turus dipasang
untuk memudahkan pemeliharaan tanaman , agar tanaman dapat tumbuh tegak
serta memudahkan saat penyemprotan menggunakan pestisida dan sebagai penyangga
bila tanaman telah berbuah.
- Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tomat yang tumbuh indeterminate (tumbuh lebih panjang)
perlu dilakukan secara hati-hati. Pada tanaman tomat yang mempunyai tipe indeterminate,
tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman
senantiasa terdapat pucuk muda. Sedangkan pada tipe determinate pada
ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada setiap ruas batang, misal kultivar
Intan, ratna dan Berlian.
Pewiwilan dilakukan setiap minggu sekali. Penyiraman dilakukan bila tidak
ada hujan, setiap hari selama 2 minggu, selanjutnya 2 x seminggu sampai umur 45
hari, selanjutnya di genangi ¾ bedengan bila air memungkinkan. Pada umur 1
minggu disiram dengan Agrimicin 2 cc/l.
Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang yang dianggap tidak produktif, yaitu
tunas muda yang tumbuh diantara batang dan cabang-cabang daun sehingga tinggal
batang daun utama, serta tunas-tunas yang tumbuh pada kedua cabang (wiwil),
pemangkasan ini dilakukan (2-4 kali) dalam satu bulan. Pemangkasan batang
pucuk dilakukan setelah tanaman tumbuh 2 helai daun di atas dompolan buah yang
kelima. Pemangkasan dilakukan agar buah cepat menjadi besar dan masak.
Pemangkasan dengan meninggalkan dua cabang utama dan lima tandan bunga
memberikan bobot buah tomat tertinggi.
- Pemupukan
Tanaman tomat memerlukan unsur hara makro N,P ,K, Ca dan Mg serta unsur hara
mikro Zn dan B (Nurtika dan Abidin, 1997). Dalam upaya peningkatan produksi,
penggunaan pupuk yang cukup baik, pupuk organik maupun anorganik sangat
diperlukan. Penambahan pupuk organik yang telah matang dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah . Penurunan bahan organik tanah
terjadi akibat bahan organik tersebut mengalami proses dekomposisi menjadi
bahan anorganik yang kemudian diserap oleh tanaman atau mengalami proses
pencucian (Soepardi, 1979).
Nitrogen, Fosfor dan Kalium merupakan golongan unsur hara utama yang banyak
diperlukan oleh tanaman. Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif,
sifatnya mobil terutama dalam bentuk nitrat. Fosfor sangat penting untuk
permulaan tumbuh, sifatnya tidak mobil dan sukar larut dalam air. Selain
itu Fosfor berperan dalam pembentukan bunga, buah dan biji. Kalium
sifatnya sedikit mobil sehingga dapat diberikan sekaligus pada waktu tanam atau
dua kali yaitu saat tanam dan beberapa minggu setelah tanam. Peranan
kalium dalam tanaman sebagai aktivator enzim. Kalium membuat tanaman
lebih tahan terhadap penyakit dan dapat merangsang pertumbuhan akar (Soepardi,
1979).
Sebagai pupuk dasar diberikan 15 ton/ha pupuk kandang sapi (untuk MK )
dan 20-30 ton/ha (untuk MH), dan 400 kg/ha SP 36 yang diberikan sebelum
tanam dengan cara menaburkan pada lubang tanam. Selanjutnya pada saat
tanam diberikan 150 kg/ha ZA, 200 kg/ha Urea dan 200 kg/ha KCl diberikan
pada tanaman sebelum tanam di lapang. Pemupukan susulan ZA diberikan pada
tanaman pada umur 20 hari setelah tanam 150 kg/ha dan 40 hari setelah tanam 150
kg/ha. Untuk penggunaan pupuk majemuk disarankan menggunakan NPK 15-15-15
sebanyak 600 kg/ha untuk musim kemarau dan musim hujan dengan takaran 1000-1200
kg/ha.
HAMA DAN PENYAKIT UTAMA
TANAMAN TOMAT
A. PENYAKIT
1. Penyakit Busuk Daun (Phytophtora
infestans)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophtora infestans yang juga
menyerang daun pada tanaman kentang dan biasanya menyerang pertanaman tomat
dataran tinggi.
Gejala Penyakit
Daun yang terserang menimbulkan bercak hitam kecoklatan atau keunguan mulai
timbul pada anak daun, tangkai atau batang dan bila keadaan membantu
(kelembaban tinggi dan suhu rendah) penyakit akan cepat meluas dan dapat
menyebabkan kematian.
Pada bagian luar bercak berwarna kuning pucat yang beralih ke bagian yang
berwarna hijau biasa. Pada sisi bagian bawah daun jamur tampak putih seperti
beledu yang tampak pada daerah peralihan antara pucat dan ungu.
Pada buah penyakit dapat timbul pada semua tingkat perkembangan, bercak
berwarna hijau kelabu kebasah-basahan, meluas menjadi bercak yang bentuk dan
besarnya tidak tertentu. Pada buah hijau bercak berwarna coklat tua, agak keras
dan berkerut. Bercak mempunyai batas yang cukup tegas dan batas ini tetap
berwarna hijau pada waktu bagian buah yang tidak sakit matang. Kadang-kadang
bercak mempunyai cincin.
Penyakit dapat berkembang dengan baik apabila lingkungan sekitarnya mendukung,
yaitu kelembaban udara antara 91-100 % , suhu 3-26 °C dan biasanya terjadi pada
musim hujan.
Pengendalian
Karena belum ada jenis tomat komersial yang mempunyai ketahan cukup terhadap
penyakit busuk daun ini, sampai sekarang usaha pengendalian penyakit masih
terbatas pada pemilihan waktu tanam dan pemakaian fungisida. Untuk
mengendalikan penyakit busuk daun digunakan fungisida berbahan aktif Kaptafol
atau Mankozeb. Penyemprotan dilakukan 2 kali seminggu dimulai setelah tanaman
umur 2 minggu setelah tanam atau setelah intensitas serangan mencapai 25 %.
2. Penyakit bercak Coklat (Alternaria
solani Sor.)
Penyakit bercak coklat atau bercak kering merupakan penyakit daun yang sudah
tersebar luas, penyakit disebabkan oleh Alternaria solani yaitu patogen
yang sama dengan penyakit bercak kering yang menyerang daun tanaman kentang
Gejala Penyakit
Pada daun timbul bercak-bercak kecil bulat atau bersudut, berwarna coklat tua
sampai hitam. Jaringan nekrotik sering tampak seperti kulit, mempunyai
lingkaran-lingkaran sepusat sehingga tampak seperti papan sasaran. Disekitar
bercak nekrotik terdapat jalur klorotik (halo) sempit.
Pada batang penyakit menyebabkan terjadinya bercak gelap yang mempunyai
lingkaran sepusat. Jika infeksi terjadi dekat dengan percabangan, cabang akan
mudah patah jika buah membesar.
Buah dapat terinfeksi pada saat masih hijau atau sudah tua, biasanya infeksi
terjadi di dekat tangkai, bercak berwarna coklat atau hitam, berlekuk yang
dapat meluas ke seluruh permukaan buah . Jaringan sakit tampak seperti kulit
dan dapat membentuk massa hitamseperti beledu yang terdiri dari spora jamur
pada permukaannya.
Penyakit juga dapat timbul pada semai dan menyebabkan busuk pangkal batang,
infeksi terjadi setinggi permukaan tanah, meluas ke bawah dan ke atas dan
membentuk kanker yang melingkari pangkal batang.
Alternaria solani dapat mempertahankan diri dari
musim ke musim pada tanaman sakit, pada sisa-sisa tanaman sakit atau biji.
Pengendalian
Sampai sekarang belum ada jenis tomat yang tahan terhadap bercak coklat. Agar
menjadi lebih tahan, tanaman harus diberi pupuk yang seimbang, Untuk mencegah
terbawanya jamur oleh biji dilakukan desinfektan biji, untuk mengurangi infeksi
pembibitan jangan terlalu rapat atau lembab. Fungisida dengan bahan aktif
karbamat efektif untuk mengendalikan penyakit ini.
3. Penyakit Layu Fusarium (Fusarium
oxysporum)
Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar, terutama di daerah
dataran tinggi. Penyakit disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum.
Gejala Penyakit
Gejala awal dari penyakit ini adalah tulang daun menjadi pucat, terutama
daun-daun sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai dan
akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Kadang-kadang kelayuan
diikuti dengan menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah bawah. Tanaman
menjadi kerdil dan merana tumbuhnya. Apabila tanaman sakit dipotong ekat dengan
pangkal batang akan terlihat adanya cincin berwarna coklat dari bekas pembuluh.
Pada serangan berat gejala ini akan tampak pada bagian tanaman juga. Pada
tanaman yang masih muda penyakit dapat menyebabkan matinya tanaman secara
mendadak karena pada pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang
menggelang. Sedangkan pada tanaman dewasa yang terinfeksi sering dapat bertahan
terus sampai panen, tetapi hasilnya hanya sedikit.
Fusarium oxysporum dapat bertahan dalam tanah. Tanah yang sudah
terinfeksi sukar dibebaskan kembali. Jamur menginfeksi akar terutama melalui
luka dan menetap serta berkembang di berkas pembuluh. Pengangkutan air dan hara
terganggu yang menyebabkan tanaman menjadi layu
Pengendalian
Menanam jenis tomat yang tahan penyakit (Ohio MR 9 dan Walter), pencelupan akar
dengan benomyl 1000 ppm, meningkatkan suhu tanah, menggunakan jamur antagonis
Gliocodium dan trichoderma yang disiramkan ke tanah
4. Penyakit Layu bakteri (Pseudomonas
solanacearum)
Penyakit layu disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum yang sangat
merugikan tanaman tomat, penyakit biasanya menyerang pada pertanaman tomat di
dataran rendah.
Gejala Penyakit
Gejala awal adalah layunya beberapa daun muda atau menguningnya daun-daun tua
disebalah bawah. Batang tanaman yang sakit cenderung membentuk lebih banyak
akar adventif. Jika batang, cabang atau tangkai tanaman yang sakit dibelah
tampak berkas pembuluh berwarna coklat. Pada stadium lanjut bila batang
dipotong dari berkas pembuluh akan keluar massa bakteri seperti lendir berwarna
putih susu. Lendir akan lebih banyak keluar bila potongan dimasukkan ke dalam
tempat yang lembab. Jika potongan batang sakit dimasukan ke dalam gelas yang
berisi air jernih, setelah ditunggu beberapa menit akan terlihat benang-benang
putih halus, yang akan putus bila gelas digoyang. Benang putih tersebut adalah
massa bakteri.
Pengendalian
Mengadakan pergiliran tanam (tidak menanam tanaman yang se-famili dengan
tomat), akar dicelup dengan streptomicyn atau campuran streptomicyn dan
tetrasiklin, menanam varietas tahan (Intan, Ratna dan AV-15).
5. Mozaik Tembakau (Tobacco
Mozaic Virus)
Tanaman tomat sangat rentan terhadap penyakit ini, karena dapat menyebar dengan
luas, sehingga pada akhir musim tanam tidak ada tanaman yang tidak terinfeksi.
Penyakit dapat mengurangi produksi tomat sampai 50 %, tergantung saat infeksi
dan jenis tanaman. Infeksi pada waktu tanaman masih muda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar. Penyakit disebabkan oleh Tobacco Mozaic Virus
(TMV).
Gejala Penyakit
Pada daun terjadi bercak-bercak hijau muda atau kuning yang tidak teratur.
Bagian yang berwarna muda tidak dapat berkembang secepat bagian hijau yang
biasa, sehingga daun menjadi berkerut atau terpuntir. Jika tanaman terinfeksi
sejak awal, buahnya menjadi lebih kecil, bentuknya menyimpang dan pada dinding
buah terdapat bintik-bintik nekrotik.
Pengendalian
Mencabut bibit atau tanaman yang terserang virus, membersihkan gulma di sekitar
pertanaman, mencuci alat-alat pertanian dengan segera setelah melakukan
kegiatan di sekitar pertanaman tomat.
B. H A M A
1. Liriomyza sp.
Lalat pengorok daun, Liriomyza sp. Diasumsikan merupakan “hama pendatang baru”
yang diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1990. Selain berperan sebagai
hama yang merusak langsung juga sebagai vector penyakit virus TMV. Liriomyza
merupakan hama polifag yang menyerang berbagai jenis tanaman antara lain,
tomat, kentang, cabai, semangka, wortel, seledri, krisan dsb. Kerugian yang
ditimbulkan berupa kehilangan hasil yang mencapai 34 %.
Gejala Kerusakan
Kerusakan pada tanaman dapat disebabkan oleh aktivitas peneluran, makan imago
dan korokan larva. Bekas tusukan ovipositor imago tampak gejala bintik-bintik
putih. Serangga menghisap cairan yang keluar dari bekas tusukan tersebut. Bila
serangan berat, daun tanaman tampak seperti bercak coklat sampai berlubang
akibat kematian jaringan daun. Tusukan yang berat dapat mengakibatkan daun layu
dan gugur sebelum waktunya. Larva memakan daun dengan membuat korok (lorong)
melalui lapisan spongi, sehingga pada daun terjadi alur-alur bekas gorokan yang
berliku. Diameter korokan akan semakin besar sejalan dengan pertumbuhan larva.
Pengendalian
Menggunakan bibit yang sehat, menanam tanaman yang resisten, menggunakan
perangkap kuning (imago), menggunakan musuh alami, menggunakan insektisida
dengan bahan aktif Cyromazine, Abamectin, Dimethoat, Bensultap dan Profenofos.
2. Ulat Tanah (Agrotis
ipsilon)
Ulat muda berwarna kuning sampai kelabu kuning, sedangkan ulat tua berwarna
coklat sampai coklat kehitaman dan di kedua sisi badannya terdapat pita coklat.
Gejala Kerusakan
Tanaman muda terpotong batangnya, kemudian potongan tersebut ditarik ke dalam
tanah. Pada tanaman yang lebih tua ulat makan tangkai daun atau pucuk. Serangan
meningkat pada musim kemarau. Pada malam hari ulat aktif menyerang tanaman
muda. Ngengatnya aktif pada malam hari dan telur diletakkan pada tempat yang
lembab.
Pengendalian
Disemprot dengan insektisida efektif atau ditaburkan di tanah sekitar
pertanaman
3. Kutu daun afid (Myzus
persicae dan Aphis gossypii)
Nimfa muda berwarna kuning atau kehijauan, nimfa tua berwarna hijau kekuningan
atau oranye. Kutu dewasa ada yang bersayap ada yang tidak bersayap.
Gejala Kerusakan
Nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan daun. Bekas tusukan berupa bercak
kecil pada daun. Pada serangan berat daun diselimuti embun jelaga, sedang pada
serangan ringan kerusakan tidak tampak. Kutu daun biasanya berkoloni pada
bagian bawah daun, berkelompok atau berpencar.
Pengendalian
Disemprot dengan akarisida efektif (Hostation, Omite) yang dilakukan pada
sore hari.
4. Ulat Buah Tomat (Helicoverpa
armigera Hubn.)
Hama ini mempunyai pencaran yang luas di Indonesia, terdapat di dataran rendah
dan dataran tinggi. Sifatnya sangat polifag. Tanamn inang utama
adalah tomat, tembakau , jagung dan kapas. Tanaman inang lain misalnya
kentang, kubis dan kacang-kacangan. Ngengat betina meletakkan telur satu
persatu pada pucuk daun, sekitar bunga dan cabang. Telur berbentuk bulat
berwarna putih agak kekuningan. Larva muda berwarna kuning muda dan
berbentuk silinder. Pupa yang yang baru terbentuk berwarna kuning,
kemudian berubah kehijauan dan akhirnya kuning kecoklatan. Panjang pupa
sekitar 1,8 cm.
Gejala Kerusakan
Larva melubangi buah-buah tomat . Buah tomat yang terserang busuk dan
jatuh ke tanah. Kadang-kadang larva juga menyerang pucuk tanaman dan
melubangi cabang-cabang tomat.
Pengendalian
Pengaturan waktu tanam (karena serangan tertinggi di musim kemarau). Bila
menanam bula September diharapkan terhindar dari serangan hama tersebut.
Buah yang terserang dimusnahkan, menggunakan varietas resisten, pengendalian
hayati, menggunakan musuh alami seperti Metharhizium anisopliae, Beauveria
bassiana.
